"Sorekara, suki da yo. Therefore, i like you. Oleh karena itu, saya suka kamu."

salah satu contoh hasil gambar saya dengan menggunakan cat air. baru belajar, belajar sendiri lewat video tutorial gratisan di youtube, masih beleberan haha.
Ketika kita jatuh cinta pada sesuatu hal, seringnya sih, ngga peduli berapa banyak orang menentang, melarang, mencaci, dan segala hal jelek lainnya itu, kita bakal tetap jatuh cinta begitu saja pada hal tersebut ya. Kalo ujungnya ternyata hal itu malah bikin kita jadi maju, kita bisa pamer ke semua yang ngelarang. Tapi kalo ujungnya ternyata betulan buruk buat kita, ya paling kita malu sendiri dan orang-orang makin mojokkin kita. Kira-kira begitu kan ya? Setuju ngga? hehe.

Jadi sebetulnya saya kepingin curhat dikit. Curhatnya lebih pas dibaca buat orang tua yang anaknya masih kecil-kecil, atau boleh juga dibaca oleh calon-calon orang tua. Intinya cuma: kalau anak anda tertarik akan sesuatu hal yang arahnya positif, jangan pernah ditentang, dilarang, apalagi dimatikan. Kasihan aja sih. Anak kan punya hidup sendiri. Anda ngga mau dong kalo anak anda hidupnya seperti semut yang ditumpangi Ophiocordyceps unilateralis. Anda jadi fungusnya, anak anda jadi semutnya. Jadi anak anda hidupnya cuma jadi zombie aja, mengikuti kehendak dari anda tanpa merasa "hidup". Berhubung saya bilang ini curhat, sebelum para pembaca berpikir betapa mengerikannya orang tua saya, maka saya perjelas: orang tua saya ngga semengerikan itu sih. yah seenggaknya, mereka ngga pernah bermaksud begitu. Cuma ya namanya orang tua, mereka mau yang terbaik untuk anak-anak mereka sampai lupa kalau anak mereka perlu dibiarkan memilih sendiri yang terburuk bagi mereka agar mereka tahu mana yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Kayak biarkan aja mereka eksplorasi diri sampai jatuh nyungsep dan belajar untuk bangkit daripada ngga pernah mencoba apa-apa dan malah ngga tahu batas maksimal dari dirinya sendiri. Kira-kira begitulah.

Kenapa tiba-tiba saya pengin nulis beginian? karena belakangan ini, saya lagi ngerasa "hidup" kembali. Lucu juga sih. Bertahun-tahun kesukaan saya berusaha "dimatikan", ternyata hasilnya cuma "mati suri". Dari kecil, saya suka banget sama hal-hal yang berbau seni (sesuatu yang kata Mamah mah: "bukan sebuah profesi"). Saya suka baca komik, mulai dari komik Jepang sampai komik Bule (Doraemon, 21Emon, Nube, Donald Duck, Monica, dan saudara-saudara seangkatan mereka). Dari baca komik itulah saya kepingin bisa gambar komik hingga mulai corat-coret di manapun, mulai dari kertas sampai dinding pun jadi tempat latihan. Bahkan kalo ditanya soal cita-cita, dengan mantap saya jawab: "INGIN JADI PELUKIS!". Tapi, apa boleh buat, di saat nyari jurusan di kampus, keinginan mulia (tsah!) saya ditolak mentah-mentah sama orang tua, sama Mamah lebih tepatnya. Katanya seniman itu bukan pekerjaan. Bahkan ketertarikan saya di bidang Bahasa Asing pun ditolak secara halus. Waktu itu saya dikasih syarat: "boleh ambil jurusan itu tapi harus dapet negeri dan ngga boleh keluar kota!". Sementara di Jakarta cuma ada 3 Universitas Negeri, jurusan yang saya mau cuma ada di 2 Universitas Negeri yang di salah satu Universitas jelas-jelas ditambahkan embel embel "Pendidikan Bahasa Anu" alias jadi Guru. Universitas yang tersisa tinggal Universitas Indonesia yang rasanya saya kepengin teriak ke Mamah: "Mah bunuh aja aku deh, Mah!". Berhubung saya anak IPA, jurusannya ada di IPS, ujiannya sebelum UAN, maka saya ngga mau nekat bunuh diri dengan belajar IPS cuma demi kuliah di jurusan itu dan malah mengabaikan UAN saya yang prioritasnya lebih tinggi. Alhasil saya lulus UAN dengan baik (hore!), kemudian menolak ikut SNMPTN sebagai bentuk protes atas kekejaman Mamah (buhuuuu!), hingga saya berakhir di sebuah Politeknik Kementerian Kesehatan Jurusan Anu (sesuai keinginan Mamah yang pengin anaknya mengikuti jejak si Bapak di dunia kesehatan). Saya kuliah 3 tahun. Lulus. Kerja di Rumah Sakit. Kemudian... eh, kemana perginya kesukaan saya di bidang seni-seni an? Tenang. Ternyata dia cuma mati suri!

Saya kerja, bisa menghasilkan uang sendiri, lalu mulai kalap beli buku-buku yang dulu ngga bisa saya beli atau minimal harus nabung sampai puasa-puasa cuma demi beli satu buku (karena selain buku pelajaran itu "ngga penting", jadi harus nabung sendiri). Tapi, rasanya masih ada yang kurang. Saya makin kalap beli segala macam barang koleksi yang dulu ngga bisa saya beli hingga saya melihat sebuah gambar yang diwarnai cat air di sebuah akun sosmed seseorang. Saya mendadak kangen ngegambar (selama ini saya tetap ngegambar sih tapi ngga sesering kayak di sekolah dulu). Rasanya persis kayak ketemu cinta lama yang belum kesampaian. Akhirnya saya beli kebutuhan ngegambar: sketch book, cat air, kuas (yang dulu sih ngga bakalan dibeliin sama orang tua, karena "ngga penting"). Hampir setahun mereka nganggur di kamar kerja saya karena susahnya cari waktu luang yang sayanya masih punya tenaga sisa selain untuk molor seharian. Nah, beberapa bulan belakangan ini akhirnya waktu luang (yang agak dipaksakan) itu muncul juga. Apalagi saya lagi libur kuliah juga (saya lagi makin sibuk karena lanjut kuliah lagi selain masih nyambi kerja juga). Saya mulai aktif coret-coret lagi. Hasilnya: BE-A-HA-A-GE-I-A. BAHAGIA. Ya. Senang sekali. Rasanya seperti kembali hidup jadi diri sendiri. Semua pusing-pusing, semua emosi-emosi, tumpah ruah ke dalam sketch book saya. Setiap berkutat sama alat gambar saya jadi lupa segala-gala. Seru! Saya seolah menyambut diri sendiri dengan gemas: "Kemana aja elu heeh? Kangen gue sama elu, iih!" Hahaha.

Jadi, begitulah wahai orang tua dan calon orang tua, sekali lagi saya katakan: "biarkanlah anak anda hidup! biarkanlah anak anda menjadi manusia, bukan menjadi zombie yang anda kendalikan sepanjang hayat!"


hasil gambar saya di jaman SMA. kayaknya sih sketsanya malah lebih bagus yang ini, mungkin karena di masa itu saya sering banget ngegambar jadi tangannya ngga "kaku" kayak sekarang. 

PS: Setelah menikmati kebangkitan, nampaknya saya harus kembali menelan pil pahit dan lanjut mati suri karena sebentar lagi kuliah semester genap dimulai. tsk tsk. *facepalm*

PS lagi: Bahkan ini ditulis di sela-sela dinas malam di Rumah Sakit. tsk tsk. *facepalm*

Comments

Popular posts from this blog

Bro, Sis, Keluarga Kecilmu Bukan Trophy Kemenangan Loh...

Monsters University: Kisah Di Balik Sukses Mike dan Sulley di Monsters Inc.

Perempuan-perempuan Patriarki