M N K H


Tangerang Selatan, 25 Maret – 02 Desember 2018

M E N I K A H. ME NI KAH. MENIKAH. KAPAN?

Di usia rawan seperti saya (duapuluh lima tahun plus plus), pertanyaan “kapan menikah?” menjadi lebih sering terdengar ketimbang pertanyaan “sudah makan belum?”. Mungkin, selain di usia segini kami sudah lebih paham bahwa kesehatan tubuh seperti urusan asupan makan patut dijaga tanpa perlu diingatkan orang lain, faktor lainnya adalah usia segini sudah termasuk di dalam daftar usia ideal untuk menikah menurut BKKBN. Cateuut.

Saking seringnya ditanya mengenai pernikahan, saya jadi kepikiran:

“Kenapa seseorang memutuskan untuk menikah?”

Kira-kira kenapa ya? Bahkan lebih spesifik lagi, kira-kira, kenapa ya seseorang memutuskan untuk menikah dengan pasangannya tersebut?

Iseng-iseng, beberapa waktu lalu, saya lemparkan pertanyaan tersebut di salah satu akun sosial media saya. Secara mengejutkan, responnya ramai juga. Mulai dari yang paling serius sampai yang paling lawak, ada. Ada yang bilang karena ingin mencintai dan ingin dicintai. Ada yang bilang karena pasangannya adalah orang yang dia butuhkan. Ada yang bilang yang penting “rasanya”. Ada yang jujur banget bilang karena saat ini cuma ada dia (hahaha!). Ada yang bilang memang sudah cita-cita untuk menikah sejak lama. Bahkan ada juga yang bilang ingin menyelamatkan manusia dari kepunahan (okay baiqlah.). Salah satu pendapat yang menarik adalah betapa pasangannya adalah manusia yang mau menerima diri apa adanya, bahkan setelah tahu sisi terburuk sekalipun. Karena penerimaan tersebut, dia merasa yakin ke depannya akan bisa menjalani hidup dengan pasangan dalam keadaan apapun. Entah itu senang maupun susah.

Sebagai manusia yang selama ini telah mempersiapkan diri untuk hidup melajang, respon-respon itu membuat saya tersenyum sendiri. Mereka yang bahagia, saya ikut kecipratan bahagianya.

Tapi, apakah saya betul-betul tidak memikirkan pernikahan sama sekali? Well, sejujurnya belakangan ini saya memikirkan pernikahan. Bahkan, untuk pertama kalinya saya memikirkan pernikahan secara serius! Hahaha! Saya memikirkan konsep pernikahan dan berandai-andai menikahi sosok yang klik. Saya pikir berbagi suka dan duka berdua bersama seseorang sepertinya menarik juga. Saya memang tidak terlalu takut hidup sendiri hingga berjodoh dengan ajal, jika memang itu takdir Tuhan. Tapi, menyusuri kehidupan sambil bergandengan tangan bersama seseorang itu sepertinya cukup menarik juga untuk dijalani.

Tapi lagi, saya hanya ingin menikahi sosok yang klik. Berat yah haha.

Karena bagi saya pernikahan bukan sesuatu yang perlu diburu-buru, saya mungkin hanya akan menikahi sosok yang klik ketika saya sudah benar-benar merasa yakin. Karena seperti harapan setiap orang tentunya, saya ingin menikah sekali seumur hidup dan menjadi tua bersama si dia. Kemudian, satu hal yang pasti, saya ingin menikahi dia yang juga ingin menikahi saya. Coba bayangkan betapa mengerikannya menikah bersama dia yang menikahi kita hanya karena kepepet dan lain sebagainya. Lalu dalam pernikahan yang dijalani, kita tetap merasa berjarak dan sendirian. Bayangkan berkendara berdua menggunakan mobil dalam sebuah perjalanan panjang bersama orang yang hanya fokus pada perjalanan tanpa memedulikan perasaan kita yang duduk di sebelahnya selama dalam perjalanan tersebut. Apakah kita suka rute yang dia pilih? Apakah kursi mobilnya cukup nyaman? Apakah AC mobilnya tidak terlalu dingin?

Well, kembali ke pertanyaan “kapan”, kira-kira kapan yah saya akan mengakhiri kehidupan melajang? Hmm.. sebentar.. kalo kamu, kapan hayo? Sudah yakin sama pasangan yang sekarang atau masih cari-cari yang paling klik nih? :p

Comments

Popular posts from this blog

Bro, Sis, Keluarga Kecilmu Bukan Trophy Kemenangan Loh...

Monsters University: Kisah Di Balik Sukses Mike dan Sulley di Monsters Inc.

Perempuan-perempuan Patriarki