Perihal BAPER dan Pengakuan Manusia Yang Tidak Peka

Pamulang, 01 April 2017

BAPER sepertinya belakangan ini lumayan menjadi kata yang viral di seantero pergaulan baik dunia maya maupun nyata yahh? (ceilah bahasanya!) Baper atau bawa perasaan menurut hemat saya, dapat dimaknai sebagai perasaan super sensitif. Yah atau kalau mau paket yang super hemat lagi, yaa kurang lebih sih: apa-apa dimasukkan ke dalam hati. Jadi, orang yang baper ini aduhai selalu pakai hati. Ibaratnya benda, macam keramik, kesenggol sedikit bisa langsung wassalam deh. Segala macam tindak tanduk orang lain di sekitarnya, disangka kode ataupun sindiran. Yaaa, ngga salah juga sih cuma yaaa gimana ya kalau segala hal dimasukkan ke dalam hati. Kan kalau kamu lihat ada orang bawa bantal, belum tentu mereka mau tidur kan? Hmm.....

Sementara, di sisi lain, ada juga nih yang berkebalikan dengan baper, yaitu Manusia Yang Tidak Peka. Makhluk-makhluk ini biasanya kebangetan cueknya. Mungkin orang melihatnya sebagai manusia yang tidak memiliki hati sama sekali. Padahal, apa benar sih si manusia yang katanya tidak peka dan tidak punya hati sama sekali ini betul-betul tidak pernah baper? Sebagai seseorang yang sudah tebal telinga dari julukan tersebut, saya kasih tahu sebuah rahasia besar ya: BELUM TENTU.

Saya ngga tahu sih dengan orang lain, apakah sungguh-sungguh ada manusia yang tidak pernah sedikitpun baper di dalam hidupnya, tapi dapat saya pastikan, saya sendiri tidak. Manusia abu-abu ternyata ngga secuek itu! Kaget dong? Kaget ngga? Yah ngga kaget yah? Hahaha.

Jujur saja, setiap orang bilang: "elu mah ngga peka amat sih dikodein!" sesungguhnya saya ingin teriak: "it's not that gue ngga peka. gue cuma ngga suka ge-er aja, pelis!"

Kenapa? karena ge-er yang kemudian bikin baper itu ngga pernah baik buat kesehatan hati. Pertama, bagus kalau apa yang kita sangka-sangka itu berujung dengan sebuah kebenaran. Lah, kalau ternyata salah sangka? Malu ngga sih? Kedua, sayang aja sih detik-detik hidup kita yang bisa dimanfaatkan dengan lebih produktif dan positif malah terbuang percuma buat mikir segala hal yang bunyinya "jangan-jangan ......".

Jadi, pada akhirnya sisa pikiran waras saya akan berusaha untuk mengendalikan ke-baper-an yang sesungguhnya saya rasakan juga. Yah atau paling tidak berusaha untuk tidak menunjukkannya. Hahaha. Saking sudah terlatihnya, otot muka dan gestur tubuh saya bisa tetap terlihat seperti biasa dalam berbagai situasi. Bahkan termasuk situasi yang paling memojokkan sekali pun. (Juwara banged ngga tuh? hashtagHALAH hashtagTERSERAHKAMU)

Okay, saya akan beri contoh, gimana cara saya bisa mengendalikan potensi baper di dalam diri. Ini penting loh. Baca sampai habis yah! Haha!

1. Menghadapi BAPER terhadap lawan jenis perihal apa yang orang bilang: KODE.
Dalam hal ini, pikiran waras saya akan berbisik hal-hal seperti: "Ini cuma kebetulan." atau "Dia melakukan hal yang sama ke semua betina loh!" atau "Kalau dia serius tertarik sama kamu, dia akan bilang dan bukannya cuma sekadar kasih kode. That's what gentleman will do!"
Jadi, saya sudah bertahun-tahun memutuskan buat ngga pernah percaya sama lelaki kecuali dia bilang langsung di depan muka saya bahwa he's definitely into me.

2. Menghadapi BAPER terhadap orang-orang yang hobi nyinyir.
Mengikuti Dory, saya lebih baik bernyanyi: "Just keep swimming, just keep swimming ~". Jadi, selama orang-orang nyinyir itu tidak menuliskan nama saya atau mendeskripsikan saya dengan detail, saya memilih untuk tidak ambil pusing. Anggap saja dia memang membenci semua orang sehingga hidupnya cuma sibuk diisi dengan kepo dan nyinyir. Sementara, saya sih lebih baik sibuk mengembangkan diri dan berusaha tidak melakukan hal yang sama. Sesimpel itu. Bahkan, kalaupun mereka mendeskripsikan saya dengan detail, saya tetap akan menahan diri untuk konfrontasi langsung. Bukannya takut atau apa, tapi lebih ke arah males aja sih. Wong dia ngga ngomong langsung. Jadi ya anggap saja tidak perlah lihat atau dengar. Nanti juga mereka capek dengan sendirinya.

Yah, jadi begitulah. Daripada kebanyakan baper, lebih baik kita sibuk mengembangkan diri, memperbaiki diri, dan mengisi hidup yang cuma sesaat ini dengan hal-hal positif. Pada akhirnya, kita hanya perlu meyakini bahwa jodoh suatu saat akan dikirim oleh Tuhan dan orang nyinyir suatu saat akan dijemput oleh Tuhan.

Sekian dan terima kasih!

Comments

  1. "jodoh suatu saat akan dikirim oleh Tuhan dan orang nyinyir suatu saat akan dijemput oleh Tuhan."

    Huahahaha!
    Suka banget sama kalimat ini!
    Semangat terus yah ngeblognya kak!
    Aku salut dengan tulisan kakak, ga kaku dan lucu, tapi ga menggunakan bahasa yang terlalu gaul.
    Luar biasa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai, Jesisca!
      terima kasih sudah mampir ^^

      senang baca komen kamu. kebahagiaan haqiqi seorang penulis adalah mengetahui bahwa pembaca senang dengan tulisannya. haha. sering-sering mampir ya! *wink*

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bro, Sis, Keluarga Kecilmu Bukan Trophy Kemenangan Loh...

Monsters University: Kisah Di Balik Sukses Mike dan Sulley di Monsters Inc.

Perempuan-perempuan Patriarki