Separuh Hitam

Apa gunanya seseorang pergi ke sekolah? biar otaknya bisa dipakai berpikir jernih dan tidak membusuk tiada guna. Lantas apa yang akan terjadi ketika seorang anak pergi ke sekolah tanpa membawa otaknya ikut serta? inilah yang akan terjadi! aksi-aksi vandalis dan chaos! bukan anarkis, bukan aksi untuk menunjukkan rasa muak terhadap pemerintah, tapi aksi kekacauan semata. chaos. ya. chaos! hari ini bus yang saya tumpangi dibajak sejumlah anak SMA. boleh saya katakan dibajak karena mereka naik bergerombol dengan paksa, membayar seadanya (tidak sesuai jumlah orang yang naik), bersikap seolah bus itu milik mereka pribadi, dan mencoreti bus dengan spidol papan tulis. tambahan lagi tiap berpapasan dengan anak sekolah lain mereka segera menyanyikan yel-yel sekolah mereka keras-keras. kekacauan mulai terjadi ketika bus saya memasuki kawasan lebak bulus. anak-anak sekolah di bus saya saling memprovokasi dengan sejumlah anak sekolah lain yang sedang nongkrong-nongkrong tak jelas di

belakangan ini rasa-rasanya ada syaraf saya yang ngaco di tengah jalan antara sensorik dan motorik. apa yang diperintahkan otak, sering ngga sejalan dengan hasil akhir anggota gerak badan. gagal sinkronisasi. paling apes, kegagalan sinkronisasi ini bikin saya kehilangan nilai 0,5 di salah satu kuis di kampus. semprul! (=_="""") jadi, waktu itu soal kuisnya lagi agak gampang. seenggaknya, soal nomor sebelas itu super gampang buat saya (belagu sih lu, bro!). dengan mantap, otak saya memerintahkan tangan untuk menulis huruf C di kertas jawaban. tapi etapi, begitu tangan saya selesai nulis, saya syok luar biasa. bukan huruf C yang ada di sana tapi malah huruf A!!!! A maaaann, A!!! (hayo, jangan ketawa ente!!!) saya panik betulan. jeduk-jedukin kepala ke meja. meratapi nasib err, ketololan saya. bisa-bisanya si tangan memberontak dan melanggar perintah otak!! kenapaaaa??? kenapaa haaahh, tangan???!!! (mulai lebay. harap maklum.) saya sedih banget rasanya. apalagi

online malem-malem gini, tiba-tiba inget cerita kakak saya. dia cerita tentang rumah sakit. horor gitu. ceritanya begini... kakek temennya lagi dirawat di rumah sakit, jadilah temennya kakak saya beserta sepupu-sepupunya nungguin di rumah sakit itu. terus, pas mereka lagi nungguin itu, tau-tau ada bapak-bapak yang berkeringat segede-gede biji jagung minta dianterin ke lantai sekian dari gedung yang ada persis di depan mereka yang lagi duduk-duduk. gedung yang daritadi mereka perhatiin. gedung yang di lantai ke sekian itu lah ada lampu kedap-kedip ngga jelas. si bapak itu minta temenin karena katanya ada yang 'ganggu' waktu dia naik lift. jadilah temennya kakak saya beserta satu tim sepupu-sepupunya nemenin si bapak itu. dengan kondisi: mereka jalan beriringan kayak boyben. semua ngga ada yang mau jalan di belakang. waktu diceritain itu, saya agak ngeri juga. tambahan lagi, beberapa waktu kemudian, saya dapet jatah praktek di rumah sakit itu. sial banget. pas dapet jatah